Bismillahirrohmanirrohim...............
Semoga kita senantiasa selalu dapat Ridho ALLAH SWT baik dalam ucapan maupun perbuatan kita...!!! Amin
- Syari'at
- Thoriqoh
- Haqiqot
- Ma'rifat
1. Syari'at
Dilihat dari segi bahasa artinya yaitu "Tata Hukum". Perlu kita sadari
bahwa dalam alam semesta ini tidak ada yang terlepas dari yang namanya
"hukum". Termasuk manusia yang berposisi sebagai makhluk sosial dan
hamba ALLAH SWT perlu adanya aturan, sehingga terciptalah keteraturan
yang menyangkut hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam
semesta dan manusia dengan sang maha pencipta.
Dalam ajaran Islam melaksanakan aturan-aturan serta ketentuan hukum
tanpa memahami dan menghayati "apa tujuan hukum yang sebenarnya",
pastilah tidak akan memiliki nilai yang sempurna. Tujuan hukum adalah
kebenaran yang sering disebut dalam kitab kuning dengan bahasa "yang
sebenar-benarnya" dalam artian Hakiki.
Untuk mencapai Tujuan pasti memerlukan jalan dan cara, tanpa itu semua
tentu sangatlah sulit dalam mencapai tujuan tersebut. Jalan dalam bahasa
kitab disebut dengan Thoriqoh.
2. Thoriqoh
Perlu di ingat, Tujuannya adalah kebenaran, maka dari itu cara untuk
melaksanakannya juga harus dengan benar juga. Dalam hal ini dioerlukan
adanya persiapan batin, yaitu sikap yang benar. Sikap yang seperti ini
tidaklah uncul engan sendirinya melainkan perlu diadakannya
Riyadhoh-riyadhoh tertentu dan denga cara yang tertentu juga.
Sekitar abad ke-2 dan 3 Hijriyah lahirlah kelompok-kelompok yang umumnya
terdiri dari fuqoro wal-masakin dengan metode ajaran Dzikrulloh yang
tidak lepas dari sumber ajaran Rosululloh SAW, kelompok ini disebut
sebagai Thoriqoh. adapun thoriqoh-thoriqoh yang muktabar di negara kita
tercinta ini antara lain adalah :
- Thoriqoh Qodiriyah : yang ajarannya dibawa oleh Syeh Abdul Qodir Al-Jailani
- Thoriqoh Naqsyabandiyah : yang ajarannya dibawa oleh Syeh Bahauddin An-Naqsyabandi
- Thoriqoh Syadziliyah : yang ajarannya dibawa Syeh Abu Hasan As-Syadzili
- Thoriqoh Rifa'yah : yang ajarannya dibawa Syeh Ahmad bin Abil-Hasan Ar-Rifa'i
dan masih banyak lagi Thoriqoh-thoriqoh yang sejalan dengan Firman ALLAH SWT,
"Jika mereka benar-benar Istiqomah diatas Thoriqoh/Jalan itu,
sesungguhnya akan kami beri minum dengan air (Hikmah) yang
berlimpah-limpah" Qs. Al-Jin : 16.
Orang yang memasuki Thoriqoh disebut dengan Salik (orang yang berjalan),
sedangkan cara yang mereka tempuh dalam melaksanakannya menurut
cara-cara tertentu dinamakan "Suluk"
3. Hakikat
Hakikat berarti kebenaran, dengan sebenar-benarnya. Kebenaran dalam
hidup dan kehidupan. Hal inilah yang akan dicari dan dituju. Hakikat
alam, Hakikat diri... dalam bahasa ulama' disebut dengan "diri yang
mencari sebenar-benarnya diri", "diri yang terperi", "diri yang
tajalli", yang identik dengan pengertian jasad, hati, nyawa, rahasia.
Kebenaran bukan hanya terletak pada akal pikiran dan hati, tapi juga
"rasa" yaitu rasa Jasmani yang dapat merasakan pahit, manis, asam, asin
dsb. Ada juga rasa Rohani yang merasakan gembira, sedih, bingung,
kecewa dsb. terakhir adalah rasa nurani yaitu rasa yang penuh cahaya,
tidak terasa pahit maupun manis, gembira maupun bahagia, disinilah letak
kebenaran dengan yang sebenar-benarnya.
siapa yang mencari??? siapa yang dicari??? inilah letak permainan rasa,
yang disebut oleh para 'Arif billah dengan istilah "Amrun Dzauqy"
(urusan perasaan yang paling dalam), terlepas dari isyarat dan i'tibar,
raqom dan rasam. "Man Lam Yadzuq Lam Yadri" (siapa yang merasa tidak akan tau). "Ma Yakhruju Baina Syafatain Illa Isyarat Wali'tibar" (apa yang keluar dari dua bibir hanyalah sekedar isyarat dan i'tibar).
4. Ma'rifat
Ma'rifat berasal dari kata 'arofa yang artinya mengenal. Bersumber dari
Hadist Rosululloh SAW "Man 'Arofa Nafsah Faqod 'Arofa Robbahu" (Siapa
yang mengenal dirinya, maka Ia kan dapat mengenal Tuhannya).
Diri ini penuh dengan ketergantungan, kekurangan, kelemahan, fana...
dibanding ALLAH SWT yang memiliki kebesaran, kekuatan, kekekalan serta
memiliki seluruh sifat-sifat kesempurnaan. Tidak akan ada seorangpun
yang dapat mengenal-NYA dalam arti hakiki, kecuali DIA, yaitu dengan
sinar-NYA, Hidayah-NYA, Qudrot Irodah-NYA, sebagaimana dalam Kitab Suci
Al-Qur'an surat Al-Ankabut : 69
(Orang yang bersungguh-sungguh dijalan Kami, akan Kami berikan petunjuk disetiap jalan Kami)