Home » , » Sangkan Paran

Sangkan Paran

Introspeksi Diri
Setiap manusia seWAJIBnyalah meruwat "DIYU"nya dengan sastra pangruwat, agar bisa menjadi "RAJENDRA HAYUNINGRAT".

Diyu itu unsur Butho Cakil, sebab jazad manusia tercipta dari anasir tanah yang menyimbolkan kerendahan, hawa, aku kecil, yang bila terseret akan berderajad lebih rendah dari hewan.

Sedangkan ruh manusia adalah dari RuhNYA, sehingga saat masuk ke dalam jazad, pasti menimbulkan pertentangan yang hebat sepanjang hidupnya.
Maka anasir diyu :
hayawaniyah-sabuiyah-syahwiyah
harus diruwat agar manusia tidak terbelenggu olehnya, termasuk juga lauwamah dan amarah, hingga bisa meningkat ke mutmainah, rodhiyah dan mardiyah.

Meruwatnya dengan Sastra Pangruwat;
yaitu pedoman yang Haq baik yang di dalam dada yaitu hawatif ilahiyah sebagai furqon juga yang dalam bentuk kalam ilahi yaitu al qur'an.

Sastra Pangruwat berupa bimbingan atau panduan dari seorang Mursyid Kamil Mukammil yang mengelupas hijab demi hijab dari muridnya. Yang tidak saja mendidik ruhani sang murid tetapi juga selalu memandu hingga samapai di hadapan Gusti Allah, hingga nanti mengungkapkan :
Iki lho Pengeranmu...!!!

Kalau diyunya sudah diruwat dengan sastra pangruwat, insyaAllah manusia akan menjadi RAJENDRA atau RAJA di dalam dirinya sendiri sebagai pengejawantahan sifat AL-MALIKnya Gusti Allah. Hayuningrat bermakna keindahan atau kesempurnaan dalam diri, jadi rajendra hayuningrat adalah INSAN al-kamil.

Insan yang telah menjadi abdullah sehingga dia dilimpahi kemampuan untuk mengkholifahi apa pun yang ada dalam tugas kehidupannya.
Pada saat itulah manusia dimampukan untuk hamemayu hayuning bawono, memperindah keindahan dunia, menjadi rahmatan lil 'alamin.
Kiro-kiro ngono dalam makna yang dangkal. Sebab untuk makna yang luas dan mendalam, harus berguru pada iblis. (Den Bagus)
Mung SAK DERMO nglampahi perintahing Gusti, Ninggal laranganipun Gusti, Ngentosi di timbali Gusti...