Menyebut
asmo Panjenengan
Mendengar
asmo Panjenengan
Kerap
kali, memang, menggetarkan qolbu
Kerap
kali, juga, mengharukan
rasa
Kerap
kali, selalu, membuncahkan
rindu
Namun tak benar-benar demikian adanya
Mungkin
itu hanya sekedar kegenitan
rasa
Mungkin
pula karena dorongan keangkuhan jiwa
Yang
tak mau kalau tak Panjenengan akui
Sebab
pilihan Panjenengan apa pun itu
Tak
benar-benar berani dalem memilihnya
Sebab
teladan Panjenengan apa pun itu
Tak
sungguh-sungguh pula dalem meneladaninya
Dalem masih selalu memilah dan memilih
Dalem
masih saja mempersilahkan jiwa untuk terjajah
Dalem
masih kerap menghina DIA kekasih Panjenengan
Dengan
menikmati rasa takut yang
akut
Takut
tak bisa makan, takut oleh sakit dan penderitaan
Takut
oleh kemelaratan dan juga oleh kematian
Panjenengan
tak pernah terikat oleh siapa pun
Meski
siapa pun selalu dalam welas asih Panjenengan
Sedangkan
dalem,
selalu mengikat dan terikat siapa pun
Tidak
selalu dalam kewelasasihan namun selalu dalam pamrih
Panjenengan
tak pernah melekat pada apa pun, meski bumi dan langit sangat termungkinkan Panjenengan genggam
Sedangkan
dalem,
telah melekat pada apa
pun meski belum menggenggam apa
pun
Sholat
Panjenengan yang entah berapa ribu rakaat, hingga membengkakkan lutut Panjenengan
Semata
adalah rasa syukur Panjenengan padaNYA
Sedangkan
dalem,
untuk syukur saja masih mencari sebab
Sebab
yang enak, sebab yang nikmat, sebab yang baik
Itu
pun syukur dalem hanya sebatas wujud pemberianNYA dan bukan syukur kepadaNYA
Panjenengan
lebih memilih perut berikat batu karena lapar dari pada kenyang oleh nikmatnya perjamuan
Panjenengan
lebih memilih tidur beralas pelepah kurma dari pada beralas kain empuk yang tebal
Panjenengan
lebih memilih tak mempunyai apa-apa meski bumi dan langit tersedia untuk Panjenengan
Panjenengan
lebih memilih miskin meski sangat bisa untuk kaya raya
Panjenengan
lebih memilih di depan dalam pertempuran dari pada di baris kesekian di antara ummat Panjenengan
Panjenengan
lebih memilih melayani meski banyak yang ingin melayani Panjenengan
Panjenengan
lebih memilih menisik sendiri pakaian yang robek dari pada memakai yang baru
Panjenengan
lebih memilih bersikap sangat lembut kepada garwo Panjenengan meski banyak suami lain yang garang dan kasar kepada istrinya
Panjenengan
lebih memilih merasakan beban keseluruhan ummat dari pada beban keluarga Panjenengan sendiri
Panjenengan
lebih memilih mencahayai kegelapan meski banyak yang merasa menjadi tuhan dengan mengutuk-kutuk kegelapan
Panjenengan
lebih memilih menjadi abdi yang sebenar-benarnya abdi meski derajad Panjenengan sedemikian tingginya di sisiNYA
Entahlah…
ummat yang bagaimana Dalem ini
Namun…
nur Panjenengan, dalem yakin slalu menelusup di dalam nar dalem, mengelupas mencahayai mengelupas mencahayai segala aling-aling
Hingga…
dalem menyatu dalam dalem dan Panjenengan sowanaken di hadapan Gusti
Meski
dalem tak pantas
Sekejap
saja kalau boleh
Menatap
pasuryan
Panjenengan
Sekejap
saja…
.:: den Bagus ::.