Dengan rasa takut yang menghinggapi diri, ketika saya mendengar
keterangan dari beliau Romo KH. Nur Huda Zaenal Mustaqim atau yang biasa
di panggil ABAH Khosyi'un oleh para santri-santrinya. Takut akan diri
yang tidak bisa menyelami makna kehidupan yang haqiqi, takut akan
terombang-ambingnya Hati yang selalu terselimuti nafsuku yang senantiasa
menggerogoti dalam setiap laju darahku. Ku termenung dan selalu
termenung dalam penyesalan yang belum ada hentinya atas keterangan
beliau diwaktu Tawajjuhan.
“Dzikirmu Thoriqoh ojo nganti mbok ijolke karo Klethong”
Banyak sekali orang yang berpendapat bahwa, kalau sudah baiat Thoriqoh akan mendapatkan kehidupan yang layak, semua kebutuhan duniawi kita bisa tercukupi dan lain sebagainya. Ada juga yang menyalahkan Thoriqohnya, bahwa sudah berthoriqoh sekian lamanya kok malah banyak masalah-masalah yang datang silih berganti, masalah satu belum selesai sudah timbul masalah baru lagi.
Hal ini jelas bahwa kita salah menata hati dalam berthoriqoh. Perlu di ingat Thoriqoh itu bukan untuk duniawiyah tapi untuk ukhrowiyah, Jadi jangan mempunyai persepsi bahwa berthoriqoh akan merubah bentuk kehidupan kita di dunia. Tatalah niat kita untuk ukhrowiyah, kalau toh nantinya duniawiyah kita ikut jadi lancar, perlu di ingat pula itu hanyalah efek samping saja dan bukanlah merupakan suatu tujuan dalam berthoriqoh.
Pada intinya, jangan kita tukarkan wirid kita dengan tujuan akan mendapat hiasan-hiasan dunia belaka. Tatalah hati kita untuk selalu hadir kepada ALLAH SWT. Mari bersama-sama mengukuhkan niat Hati kita dlm mewujudkan kehadiran ALLAH SWT di waktu kita bertawajjuh.
Wuquf Qolbi (Pemberhentian Hati) yang lebih populer dengan kata "Konsentrasi" atau bisa diartikan sebagai "Pemusatan Fikiran" adlam melaksanakan Tawajjuhan. Sedikit Penjabaran dari keterangan Romo Kyai :
"Siapa yang bertawajjuh, pandangan hatinya kepada ruhnya sendiri, niscaya terbuka untuknya apa yang ada pada Hidlarot Ketuhanan dari segala rahasia. Maka ia akan mencapai kepada ma'rifat Syuhudi (penyaksian). Karena hqiqat ruh kemanusiaan adalah seperti cermin untuk Hidlarot Ketuhanan tersebut yang didalamnya terdapat "Quwwatul Aqliyah" yang merupakan Jauhar Ilahi. Siapa yang terbuka Jauharnya itu, maka Ia dapat melihat semua (rahasia) sifat-sifat ALLAH SWT. Rahasia namaNYA, rahasia DzatNYA dengan tersisihkannya bayangan dan Ia dapat melihat pula semua keadaan pikiran dan pengindaan"
"Maka, kita harus mengosongkan pikiran kita dari semua yang bukan kepada selain ALLAH SWT, lemaskan semua kekuatan/tenaga dan penginderaan dari semua alat penginderaan, lepaskan nafsu yang selalu melaju lembut dalam setiap gerak organ tubuh. Pandangan mata hati hadapkan pada haqiqat hati sesuai dengan ajaran "istighfaraq" dan "istihlak" secara terus menerus dalam keadaan demikian dan berulang-ulang seolah-olah merasakan bahwa Salik haqiqat seluruh ragam jenis bagi semua alamyang tak terhingga dan tiada batasnya. Bahkan Salik merasa dirinya sendirian dalam hal itu. Maka Salik yang melakukan cara-cara ini terhadap ruhnya dia akan mengenali haqiqat ruhnya, karena sejatinya haqiqat alam ini tercakup dalam ruh insani yang mengandungnya. Siapa yang mengenal ruhnya dengan himpunan segala haqiqat seluruhnya, sesungguhnya dia sudah mengenal ruhnya sendiri, dan dia akan sampai kepada ALLAH SWT yang Maha Nyata dan Mulia. (Sirojut Tholibin)
Wallahu A'lamu Bis-Showab.....
“Dzikirmu Thoriqoh ojo nganti mbok ijolke karo Klethong”
Banyak sekali orang yang berpendapat bahwa, kalau sudah baiat Thoriqoh akan mendapatkan kehidupan yang layak, semua kebutuhan duniawi kita bisa tercukupi dan lain sebagainya. Ada juga yang menyalahkan Thoriqohnya, bahwa sudah berthoriqoh sekian lamanya kok malah banyak masalah-masalah yang datang silih berganti, masalah satu belum selesai sudah timbul masalah baru lagi.
Hal ini jelas bahwa kita salah menata hati dalam berthoriqoh. Perlu di ingat Thoriqoh itu bukan untuk duniawiyah tapi untuk ukhrowiyah, Jadi jangan mempunyai persepsi bahwa berthoriqoh akan merubah bentuk kehidupan kita di dunia. Tatalah niat kita untuk ukhrowiyah, kalau toh nantinya duniawiyah kita ikut jadi lancar, perlu di ingat pula itu hanyalah efek samping saja dan bukanlah merupakan suatu tujuan dalam berthoriqoh.
Pada intinya, jangan kita tukarkan wirid kita dengan tujuan akan mendapat hiasan-hiasan dunia belaka. Tatalah hati kita untuk selalu hadir kepada ALLAH SWT. Mari bersama-sama mengukuhkan niat Hati kita dlm mewujudkan kehadiran ALLAH SWT di waktu kita bertawajjuh.
Wuquf Qolbi (Pemberhentian Hati) yang lebih populer dengan kata "Konsentrasi" atau bisa diartikan sebagai "Pemusatan Fikiran" adlam melaksanakan Tawajjuhan. Sedikit Penjabaran dari keterangan Romo Kyai :
"Siapa yang bertawajjuh, pandangan hatinya kepada ruhnya sendiri, niscaya terbuka untuknya apa yang ada pada Hidlarot Ketuhanan dari segala rahasia. Maka ia akan mencapai kepada ma'rifat Syuhudi (penyaksian). Karena hqiqat ruh kemanusiaan adalah seperti cermin untuk Hidlarot Ketuhanan tersebut yang didalamnya terdapat "Quwwatul Aqliyah" yang merupakan Jauhar Ilahi. Siapa yang terbuka Jauharnya itu, maka Ia dapat melihat semua (rahasia) sifat-sifat ALLAH SWT. Rahasia namaNYA, rahasia DzatNYA dengan tersisihkannya bayangan dan Ia dapat melihat pula semua keadaan pikiran dan pengindaan"
"Maka, kita harus mengosongkan pikiran kita dari semua yang bukan kepada selain ALLAH SWT, lemaskan semua kekuatan/tenaga dan penginderaan dari semua alat penginderaan, lepaskan nafsu yang selalu melaju lembut dalam setiap gerak organ tubuh. Pandangan mata hati hadapkan pada haqiqat hati sesuai dengan ajaran "istighfaraq" dan "istihlak" secara terus menerus dalam keadaan demikian dan berulang-ulang seolah-olah merasakan bahwa Salik haqiqat seluruh ragam jenis bagi semua alamyang tak terhingga dan tiada batasnya. Bahkan Salik merasa dirinya sendirian dalam hal itu. Maka Salik yang melakukan cara-cara ini terhadap ruhnya dia akan mengenali haqiqat ruhnya, karena sejatinya haqiqat alam ini tercakup dalam ruh insani yang mengandungnya. Siapa yang mengenal ruhnya dengan himpunan segala haqiqat seluruhnya, sesungguhnya dia sudah mengenal ruhnya sendiri, dan dia akan sampai kepada ALLAH SWT yang Maha Nyata dan Mulia. (Sirojut Tholibin)
Wallahu A'lamu Bis-Showab.....