Tawajjuh-ku Part-2
Bismillahirrohmanirrohim.........
Alhamdulillah was-syukru ‘ala nikmatillah... Kata ini-lah yang terbesit dalam benak penulis.
Ini hanya-lah kisah mengesan-kan bagi penulis pada waktu Tawajjuh pada
awal bulan Syawal setelah libur satu bulan penuh di waktu Ramadhan.
Merasakan kenikmatan, kebahagiaan yang bisa di katakan tak terucap oleh
kata-kata, RUGI... sungguh-sungguh RUGI jika para jama’ah Thoriqoh
Qodiriyah wan-Naqsyabandiyah jika tidak dapat menghadiri/mengikuti
Tawajjuhan kemarin....
Tawajjuh yang seperti biasa dimulai ba’da sholat ashar itu, tidak di
nyana-nyana --B.Jawa-red-- itu langsung di Imami oleh Al-Mukarrom Syeh
Achmad. Rutinitas yang dimulai dengan pengajian Noto Ati oleh Romo KH.
Nur Huda Zaenal Muttaqin yang kurang lebihnya menerangkan bahwa kunci
dari semua kehidupan adalah hati orang-orang yang mau ber-Dzikir kepada
Gusti ALLAH SWT. Di contohkan oleh beliau Hati bak kepingan baja hitam
pekat, apabila Hati ini selalu diasah secara tekun dan kontinyu pasti
akan menjadi putih licin nan bersih dari karat-karat yang melekat dan
mampu/sanggup menerima bayangan tulisan yang ada pada Loh Mahfudzh.
Dalam suatu Hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Achmad dari Ibnu
Umar r.a.
“Sesungguhnya langit dan bumi tidak mampu untuk menampung AKU. Hanya Hati orang yang ber-Iman yang sanggup menerima-KU”
Lanjut Beliau, orang yang ber-Thoriqoh yang selalu ber-Dzikir kepada
ALLAH SWT tidak akan takut maupun minder serta gentar terhadap apapun.
Baik itu urusan dunia yang tidak meng-enakkan sekalipun, walaupun tidak
punya apa-apa dalam hidup-nya... tetapi masih punya ALLAH SWT yang
selalu melindungi dari semua mara bahaya.
Sebelum mengawali Wirid Thoriqoh Syeh Achmad mengajak para Jama’ah untuk
melucuti semua pakaian yang sering melekat pada tubuh jama’ah...
he..he..he.. AWAS...!!!! jangan berpikir jorok dulu, pakaian yang di
maksud adalah sifat-sifat Ria (pamer), ‘Ujub (merasa gagah/hebat
sendiri), Sum’ah (banggakan diri agar dapat pujian orang lain) kasl
(malas) Futur (bimbang/lemah pendirian), malal dan sebagainya, yang
inti-nya penyakit-penyakit yang selalu menggerogoti hati para jama’ah.
Fokus dalam satu titik yaitu ALLAH SWT. Kemudian terlelap-lah para
jama’ah dalam Dzikir-nya.
Semoga ALLAH SWT selalu meridhoi..... Amin.